"Depresi?"-sekedar pelatihan kata.


Seperti biasa. Pagi ini merpati berhasil meloloskan dirinya. Ia merpati ke-seratus lima. Padahal kemarin malam aku telah meluluh-lantakkan niat nya. Sial! 
Aku rindu kicauan-nya. Kicauan? Seperti nya membingungkan. Kepakan nya begitu indah, mampu memikat hati siapa-pun yang melirik tubuh mungil nya. Kadang ia termangu menatap mata-ku, seakan bosan menunggu. Aku memoleskan selai kacang di atas selembar roti, lantas mengapit-nya dengan selembar roti yang lain. Kemudian kuraih sebotol susu murni dalam freezer dan segera menuangkan-nya dalam gelas bening. Sampai seutuh nya sempurna, kuamati kembali hidangan itu. Berharap sang merpati datang kembali, atau sekedar hinggap di besi balkon rumah-ku. Kalau tidak, aku segera mencincang nya malam ini.
Kini aku tahu apa yang membuat-nya pergi berkelana setiap pagi. Mungkin kar'na ia berprasangka aku adalah seorang depresi. Tidak jelas? Aku rasa begitu. Haha. Aku yakin kau mampu memahami-ku seutuh nya. 

-SanDeb- 


Komentar

Postingan Populer