"Pengkhianat!"


"Kemudian bibir lembut nya berucap..., PENGKHIANAT!"

Kamera hitam ber-label 'CANON' kian terpangku di antara jari-jari kecil sang pembidik. Berulang kali ia mengedipkan sebelah mata nya,,sambil menitih sudut yang tepat. Cahaya terang menembus jendela. Menyilaukan mata serta suasana. Bulir keringat kian mengalir di dahi nya.

"Sedikit lagi."

ucap nya singkat. Lima belas detik lama nya ia menari dengan kamera. Jarinya melenggok kesana-kemari memutar lensa yang sangat kecil. Jari telunjuk nya terpaku di atas tombol merah. Dan kemudian,

"kamera nya siaaapp!!"

sang pembidik segera merapatkan diri bersama seorang sahabat nya. 
Dan, CLICK! objek terbidik. 

Dua pasang bola mata tengah membisu menatap objek. Objek persahabatan mereka. Objek itu sangatlah indah. Terpancar jelas dua sobat kian tersenyum tanpa beban. Meski helai rambut mereka tertiup angin, namun tetap saja menawan. Pancaran nya hitam-putih. Kesetiaan nya terbingkai rapi.
Terpancar jelas pesona si cantik dan si unik. Teropong perbedaan telah terpatahkan oleh intan toleransi.
Luar biasaa...........................................




Sebulan kemudian...




Sang pembidik masih sama. Memangku kamera di tengah hujan. Berulang kali ia menyeruput secangkir kopi hitam sambil menatap kosong ke arah objek. Objek lama yang bersarang laba-laba. Objek itu terbingkai rapi di tengah kayu yang keropos. Sesekali ia menumpahkan kopi ke arah selembar foto. Foto manis bertema persahabatan. 

Kini kopi hitam nya kandas. Bukan kar'na diminum, melainkan tumpah oleh nya. Objek itu kian rusak! Senyuman sahabat kian bermetamorfosis menjadi senyum kehancuran. Remuk dan geli. Kacau, hilang, sirna, lenyap, tak ber-bercak, tak bernyawa, tak berbayang.





Seketika bibir lembut nya berucap,
"PENGHIANAT!"







-SanDeb- 

Komentar

Postingan Populer