"Terluka.."



Kamis ini sangat hitam. Ya, hitam. Warna nya melekat hingga sanubari. Hari ini aku emosi. Api merah kian berkoar melahap kesabaran-ku. Kali ini cukup. Cukup dan cukup. Kadang aku heran, mengapa kisah ini harus terancang? Hati-ku usai tercabik silet pesona. 

Aku tahu aku bodoh. Aku tahu aku egois. Namun mesti-kah ku dapati? 
Hey kamu yang di sana! tahukah rasanya sakit?

Perkenalkan. 
 Hati-ku pena tanpa tinta. Jiwa-ku kaca tanpa lensa. Aku haus! Seperti kertas merindu kata. 
Sial nya ini terulang. Sahabat macam apa? Menarik harta yang kucinta?

Aku ingin bertanya. Adakah sahabat seperti dia? Menjilat api bersama api? 

Sepertinya aku terhimpit. Antara dia dan cinta. Cinta-ku pergi menghilang. Namun ternyata? 
Inikah setia?

Ia bercengkrama dengan sahabat-ku. Berpandangan, berhaluan, berpegangan.
Mungkin sebentar lagi warna cinta 'kan datang. 

Tuhan, cukup! Aku sakit. Raga-ku seakan berbalut kehancuran. Remuk!
Apa yang harus ku-lakukan? Saat kekasih kian pergi?


Raga nya mungkin di sisi, namun hati nya hilang menepi.

Belum lagi si cantik. Tatapan nya memohon belas kasihan. Pesona nya mengalunkan nada lirih.
Apa-apaan ini? MUNAFIK!





Lantas kuhancurkan kertas tua itu. 
Hancur..
Remuk..
Padam..
Hitam...
Kelam...

Persis seperti persaan-ku saat ini.
"Terluka.."






-SanDeb-

Komentar

Postingan Populer