.



Hati-ku pilu mendengarkan lagu klasik yang sejak tadi berbisik pada speaker kecil di telinga-ku. Kali ini aku merasakan ganjalan kuat menekan napas-ku. Dada-ku sesak. Entah apa yang salah. Satu yang pasti, aku ingin menangis. Ya, menangis. Aku ingin menangis sekencang-kencang nya, melampiaskan apa yang tengah kurasakan saat ini. Hati-ku terbagi dua. Bekerja pada dimensi berbeda. Pikir-ku bercabang. Membayangkan masa-masa kelam berbalut kehangatan. Masa-masa disaat angin masih sanggup menceritakan kekeliruan nya, atau ranting-ranting masih mampu mengalasi jejak para merpati. Ya Tuhan, aku merasakan titik permasalahan. Sampai detik ini, kekhawatiran tetap setia bergelimang bagai benalu. Merusak kedamaian yang mencuap dalam batin-ku. Aku tak ingin berkata apapun. Aku tak ingin berucap. Aku ingin menyendiri dalam kunci pembungkaman, hingga suara hati bersedia meluapkan perasaan nya. Perasaanku.

Tetes air mata mengalir lagi. Membasahi rongga-rongga di pipi-ku. Namun jari-jari kecil ini tak berniat sedikitpun untuk menghapusnya dengan penuh kelembutan. Jeritan-ku tersekat oleh kebencian. Bahkan hingga kutuliskan perasaan-ku seperti ini. Aku masih tetap menangis. Setia pada pendirian-ku untuk tetap mengunci bibir-ku. Tak ada satu-pun yang tau, kecuali kamu. Aku...................

Dingin sekali. Rupanya tubuh ini tergeletak manis di atas ubin. Masih sama. Tetap dengan air mata. Tuhan, tolong aku. Kegelisahan semakin menjadi-jadi. Ada apa ini? Mengapa seketika kurasa mata hati-ku buta? Tak mampu berpikir bijaksana, ataupun berprasangka ala kadar-nya. Ini terlalu sakit. Sakit. Sangat sakit.
Sampai kapan aku harus begini? Egois-ku tak juga mati. Bahkan beranak-cucu menjadi amarah. Mengais-ngais kesabaran yang tersisa berwujud keping. Serpih-serpih harap masih terlihat. Namun rupanya tertutupi pesimisme. Tuhan, kuasai aku. Sepertinya air mata satu-satu nya cara.

Baiklah, aku akan tetap menangis, menjaga kestabilan jiwa-ku.
Sampai kapan?
Sebentar saja. Mungkin hingga air mata tak mampu berbicara. Habis, tak tersisa.



-SanDeb-

Komentar

Postingan Populer