?"

Aku tidak punya alasan untuk diam.
Tapi aku juga tidak punya alasan untuk bicara.

Apa yang hendak engkau lakukan, ketika ada di dalam posisi yang tidak engkau suka?

Mungkin dalam hitungan detik kamu bisa memberontak. Memecahkan kaca-kaca yang ada di dalam kepalamu. Berteriak, bebas menyuarakan aspirasi-mu, seolah-olah hanya kamu yang terjebak di dalam situasi seperti itu. Tidak pernah sedikitpun kamu menoleh ke kanan atau ke kiri, hanya untuk memastikan, berapa banyak manusia yang tertawa, atau menutup telinga-nya dengan kedua telapak tangan mereka. Kamu tidak mau tahu, kamu hanya bicara. Bicara, dan terus berbicara.

Kamu tidak peduli siapa saja yang siap melipat dahi ketika kamu melantangkan ego yang telah bertahun-tahun engkau timbun. Kamu tidak peduli, dan terus menganggap orang-orang di sekitar-mu tuli.

Kasih yang sering kau sebut di dalam doa, seolah-olah menguap begitu saja, entah kemana. Mungkin bersembunyi dibalik kornea mata, atau Tuhan menangkapnya. Ia tidak mengizinkan kasih itu melebar kemana-mana, karena kamu; selalu memandangnya sebelah mata. 

Seperti biasa, aku tidak pernah berbicara apa-apa, karena aku tidak punya alasan untuk mengeluarkan kata-kata. Sementara kamu; selalu menuntut alasan yang kuat sebelum berbicara. Aku dan kamu jauh berbeda; karena kamu mencintai kepastian, dan aku mencintai ketidakpastian.

Jangan mengeluarkan suara! Izinkan aku berbicara kali ini saja.

Setelah sekian lama kamu bertanya-tanya; mengapa aku menyukai ketidakpastian; jawabannya sederhana. Karena hanya itu, yang mampu membuatku merasa berbeda, layaknya manusia tanpa nyawa. Tidak ada yang bisa melemparkan tanda-tanya, karena aku selalu diam, dan tidak pernah merasa penting untuk berbicara.

Bagaimana?

Aku yakin, kesekian kalinya kamu berkata "aku tidak mengerti."

entahlah, tapi begitu.

karena buatku, lebih baik aku tidak pernah mengenal kata pasti, daripada mengetahui, dan hanya memendam rasa sakit yang luar biasa. 

dan....

satu kali lagi.



lebih baik aku tidak pernah memahami hal-hal yang ada di dalam kepalamu, daripada aku mengerti, namun hanya bisa menyakiti. karena tanpa engkau ketahui, di setiap garis-garis wajahmu, selalu ada cerita, yang tidak pernah engkau pahami.



.sandeb-

Komentar

Postingan Populer