ini bukan puisi.

kepada orang-orang yang sangat membenci puisi, 
jangan khawatir, ini bukan puisi.

:)

pernah engkau mengalami hal ini? diam, dan diam. tidak tahu harus berbicara apa; dengan pena, dan juga beberapa temannya. 

pernah engkau ada di posisi seperti ini? ketika satu tetes air mata-pun, tidak bisa meninggalkan jejak apa-apa?

aku pernah.

saat itu, aku tidak lagi menangis sendirian. karena di atas sana, ada bentangan fatamorgana yang juga ikut menangis, meski alasan kita selalu berbeda. Aku merasa kehilangan, dan ia merasa kesepian.

aku baru saja merasakan perpisahan, perpisahan yang betul-betul lupa tanggal kejadiannya. aku kehilangan sosok yang seharusnya merasakan hal yang sama, tapi ternyata tidak. 

hahaha.
bagaimana mungkin ia merasakan kehilangan juga, kalau di dalam deham-tawanya pun, aku tidak pernah ada?

aku tidak tahu harus merindukan apa dan siapa -> kamu; atau kenangan kita?

ah, untuk apa? kalau kamu sendiri tidak pernah mengingat satu kalipun tentang kita, seperti mimpi-mimpi yang selama ini aku alami? aku selalu melihat punggung-mu berjalan jauh, melawan keras arah rel kereta api. sementara aku berteriak seperti orang gila; dan kamu mengabaikannya.

jadi?

maaf, aku tidak pandai bahasa indonesia, jadi jangan pernah paksa aku untuk menyimpulkan segala sesuatu yang semu; seperti kamu. Kamu yang selalu berkata kalau kamu itu hebat. Kamu yang selalu mengejek habis-habisan ketika aku melakukan kesalahan, kamu yang selalu diam di dalam bayang-bayang awan yang gelap. Kamu yang marah, kala aku menyebut nama dia, tanpa aku tahu, ada garis apa diantara kita.


tapi dalam sekejap mata, kamu juga yang membuat segala sesuatu-nya berbeda.

:')

meski begitu, aku tetap berusaha menikmati posisi seperti ini. aku masih jauuuh lebih beruntung daripada mahluk biru di atas sana. jangan lupa satu hal; aku kehilangan, dan ia kesepian.

bukankah aku masih punya teman?
meskipun hanya hayalan, tapi setidaknya bisa disebut sebagai teman.

sementara langit? ia menangis sendirian, tertawa sendirian, merenung sendirian, dan hanya beberapa orang yang kini menganggapnya ada. padahal, setiap hari, manusia selalu berjalan di bawah tubuhnya yang biru.

yaaahh, sekarang aku bisa bernapas lega.


setidaknya, aku hanya kehilangan, bukan kesepian.
meskipun kesalahan-kesalahan semenjak kepergian-mu, selalu membuat mataku terpaku, dan terus mengingat satu hal :


selamanya, aku akan tetap membenci kenangan.
 :"

selesai


.sandeb-


Komentar

Postingan Populer