?!s.a.y.a.t.a.k.u.t?!

Hari ini saya seperti kehilangan sesuatu. Bukan apa-apa, hanya saja sesuatu yang mungkin sangat dinanti-nantikan. Saya melihat langit senja hari ini, dan saya menyimak tiap-tiap guratan awan tipis, yang kini semakin jelas terbaca. Saya...... tidak apa-apa, hanya saja merasa kehilangan. Ya, kehilangan sesuatu yang dinanti-nantikan.

Awalnya saya takut melihat garis-garis itu terpecah setiap detiknya. Saya takut, gelap melahap lukisan itu dengan cepat, tanpa banyak bicara. Saya takut, dan sangat mengkhawatirkan hal itu, meskipun saya tahu, cepat atau lambat, hal itu pasti terjadi.

Saya coba meneliti wajah itu. Wajah samar, yang terbentuk tanpa indera, kecuali telinga. Saya tahu persis wajah itu mendengar seluruh dentuman yang saya mainkan, dalam hati.

Dan lagi-lagi saya takut. Saya takut guratan itu sirna, bersama telinga, satu-satunya indera yang terpancar pada langit senja, tepatnya di samping wajah garis oranye. Saya takut, saya gundah, saya gelisah.

Saya mencoba diam, dan tetap tenang. Perlahan saya melukis wajah itu di atas kertas putih tanpa noda. Saya melukisnya dengan teliti. Menghubungkan titik demi titik menjadi garis, dan garis demi garis menjadi sketsa. Saya buru-buru melukisnya, sebelum saya kehilangan wajah itu.

Tapi saya rasa tidak akan selesai. Lukisan ini pasti terbengkalai. Saya baru menyelesaikan setengah bagian, sementara wajah itu semakin lama semakin memudar. Saya bingung, saya gundah, saya gelisah. Saya takut wajah itu hilang, wajah yang mampu menarik otot-otot lengan saya untuk kembali melukis.

Saya takut, saya gundah, saya gelisah.
Saya takut, saya gundah, saya gelisah.

Biarkan saya simpan lukisan ini menjadi bagian yang tak kunjung selesai.
Dan hal yang paling saya takuti, pasti terjadi.

Hari ini saya seperti kehilangan sesuatu. Bukan apa-apa, hanya saja sesuatu yang mungkin sangat dinanti-nantikan.


.sandeb

Komentar

Postingan Populer