:')
Di bawah sinar rembulan yang saling beradu padu
dengan lampu-lampu jalanan
Anak hujan bermain di tepi kulit kita
Kita tertawa, bercerita dengan bahasa manusia
Menghitung berapa banyak bintang-bintang yang saling bertukar pandang
Engkau mengajariku cara membuat gelembung sabun
Meniupnya pelan, halus, seperti menjaga bola-bola es
Jiwamu setangguh serigala
yang sembunyi di lorong-lorong tua kota Jakarta
kita adalah pejuang masa depan
dengan tongkat bambu belang di hutan
emosi menggumpal seperti benang-benang nakal
kita tuntaskan, atas nama persahabatan
kita bersama seperti rantai abu-abu
yang mengikat satu sama lain
dari pagi hingga pagi kembali
di tengah kesibukan langit menyulap warnanya sendiri
kita adalah pengejar matahari
penakluk mimpi
perengguh harapan
pemeluk cita-cita
engkau juga mengeja satu per satu bahasa air
menghapus silsilah keluarga tanah
merapalnya tanpa wajah yang getir
aku tertawa, kupikir kau bermain dengan mantera
tetapi kini batas-batas mengikat dua alam yang berbeda
semuanya masih sama.
aku masih bisa melihat engkau bercengkarama dengan embun
di tepi-tepi jendela kaca
dan engkau hanya kehilangan sebagian dari dirimu
hahahaha.
senang rasanya menyulam bayang-bayang hitam
setidaknya kamu hanya melihat darah-darah bersimbahan di tepi tubuhku dahulu
tetapi kamu
tetap sama
dan tidak akan merasakannya
:')
.sandeb-
Komentar
Posting Komentar