.kesengsem



"kamu duluan aja sana, jangan di sini. takut kenapa-napa."


***

setelah berhenti mengikuti jejak mantan penyanyi idola saya, saya tidak pernah lagi menyukai adegan romantis berlebihan, yang hujungnya akan menorehkan sesuatu yang saya sebut: mimpi. karena bagi saya, sejauh apapun mimpi itu terbang, pada akhirnya akan pulang ke dalam rumah yang bernama realita.

=====

tapi tidur malam kemarin membuat saya kembali "kesengsem" karena mimpi. saya bermimpi sebagai peran utama, dan laki-laki itu peran lawan saya. saya bermimpi seperti menulis cerita sendiri. saya yang membuat, saya yang merasakan, dan saya yang beroleh kehangatan.

awalnya, saya adalah peserta suatu lomba karantina, dan terjadi sebuah perang di atas aula besar. saya menyukai laki-laki itu, dan saya khawatir dia terluka karena dia adalah tokoh yang akan segera dibunuh, dan saya takut hal itu terjadi.

saya berusaha membantu pertahanannya. melempari apa saja yang bisa saya lempar ke arah musuh.

semuanya kacau.

tapi tiba-tiba sebuah kereta keselamatan datang. 

kosong melompong.

saya mengajaknya untuk segera melarikan diri, tapi dia menolak.

dia bilang, "kamu duluan aja sana, jangan di sini. takut kenapa-napa." sambil tersenyum.

saya ingat, sangat ingat bagaimana caranya tersenyum saat itu. entah bagaimana, pikiran saya dalam mimpi kembali bermain dan berlari. saya ingat saat saya bermain-main bersamanya di pinggir penjara, atau tertawa di depan lift.

saya juga ingat bagaimana caranya menelepon dan mengajak saya untuk nonton bersama.

saya ingat, dan saya hapal semuanya.

===

tak lama kemudian, kereta keselamatan itu pergi, dan saya menangis.

dia sendirian.

***

deb! saya membuka mata, dan mendapati jarum jam menunjukkan pukul 10.10
untuk pertama kalinya, saat itu, saya tidak pernah menyesali bangun kesiangan karena mimpi.

hanya saja satu yang saya takutkan.

perlahan-lahan, saya sadar, saya akan lupa bagaimana wajahnya berbicara.


.sandeb-

Komentar

Postingan Populer