seribu merpati putih.

.Tuhan, saya punya impian untuk terbang bersama seribu merpati putih nanti.. 



Pagi ini saya melihat merpati putih hinggap di atas genting rumah saya. Ia sendirian, tapi kehadirannya mampu membuat seluruh warga berdesir kagum. Saya turun dari tempat tidur, masih dengan piama dan demam tinggi, segera membawa selembar kanvas kosong dengan pensil abu-abu. Saya melukisnya pelan-pelan, karena tubuhnya tidak bisa diam. Setelah selesai, saya letakkan lukisan itu di atas kerincingan limba-lumba, yang letaknya hanya beberapa senti dengan atap rumah.

Keesokan harinya, tak ada lagi warga-warga yang menonton, tetapi telinga saya kembali menangkap suara. Gedebak gedebuk di atas atap rumah. Ini yang kedua kalinya. Saya segera berlari sambil membawa kanvas dan pensil abu-abu. Badan saya masih demam, bahkan bertambah parah. Namun tiba-tiba saja saya terkejut ketika mendapati merpati putih bertambah satu. Saya melukisnya detail, tak lupa kembali saya tempelkan di atas kerincingan lumba-lumba, di samping lukisan pertama.

Keesokan harinya, merpati putih menjadi tiga..
Keesokan harinya, merpati putih menjadi empat..
Keesokan harinya, merpati putih menjadi lima..
Keesokan harinya, merpati putih menjadi enam..
Keesokan harinya, merpati putih menjadi tujuh..
Keesokan harinya, merpati putih menjadi delapan..
Keesokan harinya, merpati putih menjadi sembilan..
Keesokan harinya, merpati putih menjadi sepuluh..
Begitu seterusnya, hingga jumlahnya menjadi seribu..

(ket: semakin hari, demamnya semakin tinggi)





Kini saya tidak perlu lagi melukis mereka dan takut untuk kehilangan suara mereka di atas atap rumah, karena saat ini, menit ini, detik ini, saya mampu terbang bersama-sama dengan mereka di udara :)




.sandeb-

Komentar

Postingan Populer