(3)


.

hallo, Bapa.

selamat malam.

bagaimana keadaan Bapa?

...

sebelumnya saya mau minta maaf, Bapa.

saya merasa, akhir-akhir ini saya jadi banyak bertanya.

saya berharap, Bapa tidak akan capek menjawabnya,

meskipun lagi-lagi pertanyaan itu yang saya ajukan.

:)

saya bingung harus memulai dari mana, Bapa.

tapi kali ini topiknya memang agak serius.

soal....

a-g-a-m-a.

...

Bapa, saya memang tidak pantas mempermasalahkan ini.

tapi saya betul-betul bingung, Bapa.

semakin dalam rasa penasaran saya, 

semakin pula saya merasa seperti orang gila.

...

kemarin saya melihat dua orang saling membela agama masing-masing.

mereka mengatas-namakan tuhan.

hujatan kasar terucap dari bibir mereka.

berlomba.

seakan-akan mudah saja kalau bilang tuhan itu bagaimana.

...

Bapa, saya tau Engkau ada.

tapi mengapa begitu cara mereka menyatakan kehadiran Engkau?

Engkau mengajarkan kasih, tapi mereka membalikannya dengan mudah.

kemana kasih itu, Bapa?

...

saya sih terserah mereka saja.

tapi satu hal yang membuat saya heran.

jika memang mereka yang salah mengartikan putih,

mengapa harus Engkau yang menerima hitam nya?

...

Bapa, apa Engkau tidak capek dicemooh terus?

Bagaimana bisa Engkau mengasihi orang-orang yang rajin 

menyakitiMu perlahan-lahan?

...

Bapa, apa kasih itu udah gak ada artinya lagi, ya?

apa cinta-cinta dunia sudah jauh melambung tinggi,

melebihi kasih,

yang sesungguhnya lebih memberikan kedamaian?

kemana kasih itu, Bapa?

saya mau bertemu kasih.

...

Bapa, saya tahu Bapa pasti menangis.

jika melihat kami, anak-anakMu 

enteng saja membawa-bawa tuhan

untung menutupi pikiran kami yang sempit.

...

Bapa, 

Bapa capek gak sih?

kenapa Bapa masih mau mengasihi kami?

kenapa, Bapa?

...

kalau Engkau bisa, 

Engkau matikan saja kami satu per satu

buang kami, Bapa

buang kami ke tempat yang katanya api neraka.

...

tapi mengapa Engkau masih saja mengampuni kami?

menjadikan kami putih kembali, Bapa?

bahkan lebih-lebih Engkau menjanjikan kami keselamatan.

saya merasa tidak tahu diri, Bapa.

leher saya panas.

mengapa Bapa tak benci kami saja?

...

Bapa, saya bener-bener gak habis pikir.

mengapa justru rasionalitas manusia kadangkala membuat Engkau kecewa?

maafkan kami, Bapa.

kami memang masih belum paham.

bahwa ada kalanya,

hal-hal yang tidak bisa dipandang jauh logika.

mampu membuat kita merasa aman.

...

Bapa, engkau bilang kami harus mengasihi semua manusia

tanpa terkecuali.

tapi mengapa masih ada saja 

mereka yang membangun tembok-tembok penghalang

lewat topik agama?

.

mengapa, Bapa?

mengapa agama selalu dijadikan alasan untuk berkelahi?

...




...



Bapa, satu saja pinta saya.

bisakkah Bapa sentuh hati kami?

.

mungkin kami memang selalu seperti anak kecil

yang harus diajarkan berulang-kali bagaimana kasih itu, Bapa

ajari kami satu kali lagi.

untuk mengeja satu demi satu bahasa kasih.

hingga kelak di suatu hari nanti.


agama; tidak lagi menjadi alasan.

sebab kasih, telah menyatukannya.









.terimakasih, Bapa.







.sandeb-

Komentar

Postingan Populer