cerpen: bayangan.

.

pada tanah merah yang masih merekah-rekah, 
hari ini, saya jatuh cinta. 

inilah kisah seorang anak yang suka menari di atas tanah merah. menganggapnya seperti pelangi yang mati, kemudian dikubur habis, di sana. anak itu luar biasa bahagia. menciumi tanah merah, menyayangi tanah merah, bahkan memeluk erat tanah merah. 

pohon-pohon kering tampak seperti monster baginya. menancapkan akar yang kuat, kemudian menghisap air yang ada di ruang kepala kekasihnya. meski kadangkala, pohon-pohon kokoh basah membuatnya bahagia, seperti sebuah senja manis, tentang seekor semut yang keluar dari tanah merah, kemudian menyatu dengan cakrawala.

anak itu jatuh-bangun di atas tanah merah. lahir dari perkawinan daun dengan cahaya, hidup dan dihidupi oleh masa-masa isitimewa. mengenal udara, air, dan semesta. ia suka manusia yang membingkai tanah merah menjadi sebuah keajaiban. 

hingga usia menggerogoti tanah merah kesayangannya. kemarau panjang jelas-jelas memecah belah tanah merah yang semula erat dan rekat. itu tandanya; sebentar lagi anak itu akan mati.

***



berpuluh-puluh tahun aku berdiri dengan kanvas kosong. berupaya mengamati gerak-gerik sang anak tersebut. ia memang lincah dan luar biasa. tapi tak satupun kejadian mampu bertahan dalam detik. lebih cepat dari hitungan.

lantas kutumpahkan saja semua bidang putih dengan warna hitam. selesai sudah hari ini aku melukis anak itu. ya, anak itu. kisah tentang seorang anak yang sangat mencintai tanah merah. entahlah, aku lebih suka menyebutnya sebagai: bayangan.






.sandeb-

Komentar

Postingan Populer