tentang hari ini
.
empat belas september dua ribu dua belas.
..
saya
rasa hari ini begitu lambat. lambat menelan setiap detik yang lahir dari langit
pagi, kemarin. saya sendiri bingung, mengapa hari ini terasa begitu
menyesakkan. entahlah, meski hari-hari seperti ini bukanlah yang pertama, tapi
rasanya seperti baru pertama kali saya rasakan.
memang
betul, seringkali, ketika seseorang terlalu lama hidup dalam tekanan yang
ekstra, ia bisa-bisa menjelma menjadi sosok yang mati rasa. mau disakiti berapa
kali, mau dikecewakan berapa kali, sama saja. sama-sama sakit, dan sama-sama
dinikmati dengan cara yang biasa pula.
menyedihkan.
...
pagi
ini, di sekolah, sebelum mulai ibadah, atau lebih tepatnya ketika pertama kali
saya membuat langkah pertama di depan gerbang, saya menerka-nerka, kejadian apa
yang akan saya alami hari ini.
tidak
seperti biasanya, hari ini elwis mengikuti saya dari rumah sampai sekolah,
menetap di pundak kanan saya, seolah-olah ingin memberitahukan: "sayapku
patah sebelah."
...
"sandra
kenapa?"
di
sepanjang lorong-lorong menuju gereja, di bangku-bangku ibadah, saya terus
ditanyakan seperti itu hari ini, lantaran saya menangis tiba-tiba.
saat
itu, saya tidak peduli lagi apa alasan saya menangis, logis atau tidak logis,
dan berapa banyak orang yang melihat saya menangis, kemudian mengatakan saya
nangis karena tugas, karena emosi, karena ini-itu, dan apapun yang saya tangkap
saat itu.
saya
sih terserah aja mau gimana. bagi saya, selama mereka punya mata, hati, dan
mulut untuk berbicara, mereka berhak pula untuk melihat, berpikir, serta
mengatakan apapun yang mereka mau dan mereka tahu secara jujur ataupun rahasia.
termasuk tentang saya. saya membebaskan pandangan mereka.
*tarik
napas* mmhh..
intinya mulai sekarang, jangan takut untuk menilai saya. silahkan aja. jelek juga gak masalah kok. saya suka diberi tahu. termasuk diberi tahu bagaimana saya menurut kamu. :)
...
oh
iyaaaa... ngomong-ngomong...
saat
itu, ada cynthia, satu-satunya orang yang setia ada di samping saya, dan ikut
menangis ketika saya menangis. hahahahaha :") tapi ini nyata. ia setia ada
di samping saya, menemani saya menangis, tapi tidak mengatakan apapun kalau
saya harus begini atau begitu.
ini
dia yang saya butuhkan. bahasa yang tumbuh dalam diam. terimakasih,
cynthia.
...
tapi
terlepas dari kejadian menangis itu, saya merasa hari ini adalah hari yang
sempit. kombinasi yang sempurna, bukan? hari yang lambat, sekaligus sempit.
ckckckck.
ya,
begitulah. entah mengapa, hari ini saya tidak butuh petuah apapun, selain
kata-kata angin, yang bisa membuat sayap elwis pulih kembali. karena
selebihnya: tawar.
maaf
kalau saya memang aneh. ngomong gak jelas kayak gini. tapi ya memang beginilah
hari ini: empat belas september dua ribu dua belas. hari yang tawar, mentah,
lambat, dan sempit.
saya
mengatakan hal ini bukan karena saya tidak mensyukuri anugerah Tuhan yang telah
memberikan saya kehidupan untuk tanggal empat belas september. saya mengatakan
ini, karena saya memandang dari sisi elwis yang tumbuh dari dan di dalam saya.
iya, hari ini sungguh seperti kopi yang larut dalam segelas air panas,
berputar-putar, mengendap, berputar kembali, mengendap kembali, hingga akhirnya
menyisakan sisa di bagian alasnya.
mual.
terombang-ambing. serius.
...
sebelum
saya melanjutkan untuk bercerita, kalian boleh pilih: mau mengakhiri, atau
masih mau berlama-lama di dalam lingkaran saya.
karena
jujur, di dalam tulisan ini, tidak ada puisi, atau kata-kata mutiara. jangan
cari SPOK-nya, karena tulisan ini acak-acakan. jangan cari alurnya bagaimana,
karena tulisan ini berputar-putar. jangan cari unsur-unsur lainnya, karena
tulisan ini hadir, bukan untuk dimengeti dan disimpulkan.
dan
jangan takut untuk mengatakan tulisan ini jelek, karena memang saya tidak tahu
bagaimana cara menulis yang baik dalam bahasa indonesia. jelas, karena nilai
bahasa indonesia saya tidak tinggi-tinggi sekali.
saya
juga mudah lupa tentang teori-teori bahasa indonesia, yang sampai saat ini
masih terus saya pelajari dan berusaha saya pahami. meksi susah, saya tidak
akan menyerah.
yang
saya tahu, menulis adalah jalan penyatuan, tempat persinggahan mimpi-mimpi yang
saling bersilangan.
dan
hari ini, tulisan saya tanpa tema.
kosong?
tidak. berisi? tidak juga.
jadi
inilah akhir hari ini, yang saya lahirkan kembali dalam tulisan yang
acak-acakan.
setelah
selesai meluapkan semuanya, saya akan kembali ke dunia mimpi. dunia yang sangat
saya cintai. tempat bertumbuhnya elwis sebagai kupu-kupu ajaib.
....
salam
singkat, empat belas desember dua ribu dua belas.
dari
saya, di malam yang penuh dengan sketsa.
.sandeb-
Komentar
Posting Komentar