)(

Luka nanar di kaki pintu mengawang lagi. Menjelma kain hitam panjang. Membekap udara, menyewa wanita muda yang duduk di teras rumah.

Sore ini, tak ada suara sepeda. Namun sepi yang gigih mengguguri, menarik kendara soal waktu. Mengejar. Memecah. Adakah pencapaian tertinggi dari pohon yang biasa dipanjati?

Jika doaku hanyalah setinggi pohon, tak apa. Daun hijau, akan menghirup segalanya sampai berat dan jatuh. Dipeluk tanah. Dan kata yang kering dibawa asap ke Tuhan. Atas namaku.

Tapi sepeda tak lagi benar-benar ada.

Suara roda dan bel di persimpangan jalan.

Sementara wanita itu,

berubah jadi serat yang habis.

Menjelma selendang hitam.

Dan luka ku, masih tinggal di kaki pintu.


.sandeb-

Komentar

Postingan Populer