--

selepas sajakku bebas meranggas; bergegas pula derap yang melulu bicara tawa (telingaku dipenuhi kata; soal perkawinan yang tak mencetak surat undangan bagi penikmat), dan lekat-lekat jejak mu ku telanjangi; demi kenikmatan luka yang genap menghirup dimensi (ku, dan kamu -- kelak).

ku katakan ini lewat sajak dan suara yang hangus di gagang:
biar saja lara mencium ubun nya sendiri. 

.sandeb-

Komentar

Postingan Populer