lara




kata-kata yang saya cipta di media, buku-buku, dinding-dinding kamar, tak jua mengirim sebongkah lara yang dirubuhkan pipi-pipinya. lara yang semula tegap kini usang dan memar. sewaktu-waktu ia bisa meledak, berguling, bahkan lari sendiri di bibir danau. saya tak lagi punya tenaga menangkap lara. lara sudah pecah dan jadi segala yang tak sengaja saya dengar. saya hirup.

lara yang tak bisa diam, lagi-lagi jatuh, melukis buru-buru dengan tinta abu-abu soal wajah dan punggung yang saya kenal. asap kopi dan bau cat yang saya hapal ketajaman nya. lara yang kerdil dan meletuskan keping-keping waktu, keping-keping lecak yang sisinya terkikis sebab ia tiba dari rumah tak beratap. tak bercelah. rumah yang dulu tirai-tirai nya sering kita jadikan ayunan.

lara yang...

ah, saya rindu.

.sandeb-

Komentar

Postingan Populer