.


saya bukan nikotin, bukan pula peri dengan sayap lebar dan tubuh indah mengerlip. saya bukan tamu yang hidup menyatu di asap rokokmu. saya bukan denting gelas yang akrab memenuhi ruang pesta. saya bukan harum anggur yang mengangkasa, bukan pula keramaian yang akhir-akhir ini sengaja diciptakan. saya bukan dermaga, dan bukan pula pesisir. saya tak ingin sejadi-jadinya menamai saya, yang bahkan lupa mendengar raungan hatinya sendiri. saya tak ingin sejadi-jadinya memutuskan sesuatu akan diri, yang bahkan menabrak dinding bisu dan dingin, membuat saya jatuh dan lelap dalam waktu yang cukup panjang.

saya tak ingin membius diri saya untuk takluk menjadi juara dalam garis yang fana.
kejujuran akan terus mendapat piala -- diam-diam saya merapal mantra.

saya mengagungkan keajaiban, meski sulit membagi diri dengan prosesi atau kejutan.

saya sungguh menghargai suasana sakral yang tercipta dalam detik penghabisan, sunyi dan hening yang berteriak lantang.

saya tak lagi belajar caranya bertahan.
saya hanya belajar ikhlas.
melepas.
dan setelahnya saya akan belajar caranya bergerak mundur.
atau pergi, tanpa membawa apapun.



.sandeb-

Komentar

Postingan Populer