tahun, pergerakkan, dan kawan lama

2014

saya kedatangan tamu.
seorang kawan lama.

entah sejak kapan, saya tak lagi peduli perihal tanggal yang tertera di kalender dan momentum yang menguapkan rupa-rupa peristiwa. tak ada yang saya miliki, bahkan ujung-ujung jari dan ujung rambut saya sendiri. hidup ini penuh pergerakan; kadangkala pergerakan nya amat lucu. jenaka. hingga kita dibuai kata fana dan sadar bahwa tak ada satu inci pun di dunia ini yang abadi. hampir setiap detiknya kita bertaruh dalam dunia yang keji dan tetap meletakkan rasa percaya, karena memang itu yang tersisa.

saya ingin, sungguh ingin, dalam jeda yang cukup panjang ini, saya tak merasa apa-apa. saya ingin larut dalam arus yang sekilas tampak kasar dan dahsyat, namun sesungguhnya halus dan penuh pengharapan, menarik pesisir satu demi satu, tiap-tiap butirnya pasrah, dan turut bergelung dalam pelukkan ombak, menghantam karang di tepian.
saya hanya ingin larut. saya tak ingin merasa apa-apa.
saya ingin jadi segala yang tak terlihat. saya ingin menghirup banyak isyarat.

sekalipun negeri imajabookdri kini tak lagi sunyi, melainkan gegap gempita, namun saya rasa, ada yang retak di sini. entah apa. 

dari seseorang saya belajar, bahwa luka bisa jadi kawan terbaik. luka bisa kita nikmati. bukan disimpan. bukan pula dilawan, melainkan kita nikmati tanpa penolakkan. 

luka bisa terpancar dari sorot mata, dari tiap hitungan pergerakkan kita. namun kita juga diberi kekuatan untuk menyanggupi. untuk menguasai diri.
alangkah baiknya bila luka mampu membuat kita menjadi lebih sadar dan dewasa. 

tapi ...

tapi dari seorang kawan saya belajar, manusia menyanggupi luka dengan berbagai cara.
"akan ada satu titik, san.." katanya. 
"mati rasa menjadi sesuatu yang amat membahagiakan dibanding rasa bahagia itu sendiri. tak ada luka. tak ada sepi. tak ada rasa kehilangan. tak ada bahagia. tak ada rindu. mati. mati. mati rasa."

saya ingat betul nada bicara nya.

dan dari sorot matanya, saya merasa ada luka yang pecah dan berhamburan.
sebagian besar luka itu seketika merasuki tubuh saya.

saya ingin berbagi dengan kawan lama saya yang kini meledak dalam heningnya.

saya terluka, dan saya tak sanggup melakukan apapun. yang saya bisa hanya diam dalam jeda yang panjang. saya percaya dibalik senyumnya yang manis dengan rambut tergerai panjang sebahu, dia pun turut melantangkan luka, juga dengan diam yang amat panjang.

kita sama-sama sepakat kalau malam itu akan kita habiskan untuk duduk diam.
tanpa harus melakukan apapun.




namun kita tahu bahwa kita sedang menikmati luka,
dan beginilah cara kita merayakannya.



===



.sandeb-



Komentar

  1. Memang bertemu kawan lama itu menyenangkan :)

    -www.fkrimaulana.blogspot.com.-

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer