2015

Maaf kalau saya tak bisa larut dalam euforia tahun baru yang gegap gempita. Kemarin malam, mungkin saja tanpa disadari, meski dalam sunyi, saya berubah menjadi percik kembang api terakhir yang lenyap dalam sekejap mata. Tapi saya bersyukur, setidaknya saya punya waktu untuk turut meramaikan langit gelap yang kian diselimuti hawa dingin; karena pesan untuk tahun yang baru ini ternyata tak hanya disampaikan lewat bunyi terompet dan letupan kembang api saja, melainkan pula hujan dalam isyaratnya yang halus.

2014, seperti halnya tahun-tahun sebelumnya (karena saya tak begitu paham soal sekat yang membatasi ruang waktu setiap 365 hari), mengajarkan saya arti kesadaran dalam melangkah dan jejak yang diliputi rasa kehilangan.

Hidup ini bergerak. Dan waktu selamanya akan tetap menjadi teka-teki. Saya harus siap mati, seperti halnya saya punya kesiapan dan semangat untuk hidup. Saya harus siap kehilangan, seperti halnya saya siap mendapatkan kejutan-kejutan baru yang hidup tawarkan.
Manusia tak bisa lupa total pada detik yang pernah merombak pertahanan dirinya untuk kukuh berada di sana.

Memori adalah pasti, dan bangkit adalah pilihan.
Cintailah luka, seperti kita mencintai cinta.
Di tahun ini, saya ingin bergerak dan menari seringan udara.
Dan saya menyerahkan hidup saya, langkah saya, hati saya, seutuhnya- tanpa sisa- bukan kepada orang terdekat di sekitar saya, melainkan kepada Dia yang sangat mengenal saya, bahkan lebih dari diri saya sendiri.


Coz I'm Yours now, not mine.


.sdt-

Komentar

Postingan Populer