Reka.

Stanza menggelung rambutnya yang ikal panjang di depan cermin, merekatnya dengan sumpit kayu yang sudah terkikis pinggirnya. Pesan di udara membuncah tanpa henti, merusak tatanan hatinya.

"Selamat berbahagia dengan duniamu. Tak perlu kau kunci gerbang besar itu. Aku ingin pergi lama, lama sekali, hingga aku lupa alamat ini. Selamat bersenang-senang, sebab sejengkal jarak pun tak ingin aku pulang dan larut kembali dalam dimensimu. Segalanya cukup, aku sudah mabuk. Dan memang titik ini yang harus kita lalui. Tak perlu kau antar aku ke ambang pintu, sebab aku sudah tau caranya pergi tanpa membawa apapun. Sesal hanya mimpi yang tak tentu arahnya. Jangan bermimpi. Jangan menyesal." --

pesan itu meroket ke ubun kepala Stanza. Ia memejam mata, tak sadar bahwa rasa di hatinya seperti menggenggam kaca.

Yang pecah dan tak bersisa. Hanya luka dan darah yang kasatmata.

(Selesainya ombak 2012)
.sandeb-

Komentar

Postingan Populer