1

.

di panggung berlantai kayu dengan tirai merah raksasa dan hawa dingin menggigit, ada rekam jejak monokrom: langkah-langkah lelah dan dialog pendek dua kursi satu meja. tak ada jarak; hanya asap rokok yang melambung tinggi di angkasa dan mengikat semesta antara dua manusia, menjatuhkan harum perbedaan di sebuah asbak persegi, tertimbun sisa-sisa abu dan sebongkah tawa.

"tiada yang mampu menyembuhkan luka selain berangkat ke siklus awal." - ia bergurau, sorot matanya menerawang jauh, menjumpai loket antri stasiun kereta api.
"siklus awal?" ujarku pelan.
"ya."

ia meletakkan cangkirnya di atas piring kecil. hanya denting halus yang ku dengar. selebihnya, kita sama-sama terbawa suasana. hening yang cukup mengerikan, mematikan segala indera selain hati dan intuisi kita sendiri.


.sdt-

Komentar

Postingan Populer