Tembok.

Tembok besar yang kini menjulang tinggi dan tak lagi sebatas punggung itu telah terlanjur menjadi biru bagi langit, pasir bagi laut, dan panas bagi api.
-- demikian pula hakikatnya ia berdiri dariku untukmu, sebab aku bersumpah tiada sedikitpun retak dan membiarkan seinci tubuhmu, segenggam bayangmu, bahkan halus sorot matamu kembali membuatku pasrah ditelan badai yang geram itu.

.
.
.

.sdt

Komentar

Postingan Populer