Surat terakhir untuk elwis

.

Aku ingin menuliskan surat kepada elwis satu kali lagi sebelum ia mati dan seluruh kisah tentangnya menjelma abu memori.

Elwis,
Aku merasa jerat yang mengikat tubuhku sedikit demi sedikit mulai terlepas. Aku baru saja bangkit dari patah hati dan luka yang dalam dan berlubang itu mulai sembuh. Aku senang saat hujan tiba di malam hari, rasanya bagai merayakan kepahitan tanpa sadar hingga aku terlelap dan memimpikan pelangi hadir sembunyi-sembunyi, biasnya terukir di aspal yang lengang dan sesekali dipenuhi decit ban tua.

Elwis,
Entah apa yang membuatku sedih sekalipun aku baru saja bangkit dari patah hati. Kipluk tidak menemukan pelangi dan pula menyesali kematianmu, tetapi aku merasa pedih bagai rusuk sayapmu yang miring sebelah. Aku merasa begitu hati-hati saat intuisi dan hatiku berkata selamat datang pada cinta.

Aku tiba-tiba saja takut jatuh hati.
Bukan karena takut patah hati kembali, namun takut membayangkan diriku bangkit dan memiliki semangat untuk berbagi apa saja dengan lelaki yang tidak asing namun semakin hari semakin kupahami bahwa ini keajaiban yang tidak terperi.

Elwis, aku sungguh-sungguh takut jatuh hati kembali.
Aku lupa rasanya.
Mungkin dingin seperti dulu
saat engkau menunggu kehadiran kipluk di pohon apel taman sore itu.

.sdt

Komentar

Postingan Populer