Ruang dan Kemabukkan

Bila kuandaikan, ruangan ini selamanya akan bercat putih polos. Atau sesekali, aku akan menggantinya dengan warna hitam pekat. Di dalam ruangan ini, hanya ada sebuah kasur, dan selamanya begitu.

Ruangan ini adalah kesedihan dan kebahagiaan yang acak-acakan, atau keengganan untuk menyimpulkan perasaan yang bermacam-macam. Catatan-catatanku dalam ruang ini adalah kepompong yang melahirkan kupu-kupu bersayap. Setiap saat ia mampu mengudara ke waktu-waktu dan sudut pandang yang tak terjamah dan tak terbantahkan untuk dinegasikan atau dihayati dalam anggukan-anggukan.

Telah banyak ruang-ruang lain yang memasang ornamen dan keindahan. Namun ruanganku ini, akan selamanya begini. Ya, begini. Tanggal-tanggal yang ku catatkan sungguh tak karuan, hari-hari yang sakral tidak ku lukiskan. Demikian ruangan ini, seringkali menjelma omong kosong.

Aku mencatatkan ini bukan sebagai penanda selamat tinggal. Aku tidak menuliskan ini dalam kesakitan-kesakitan. Bahkan aku tidak sedang membangun distingsi atas diriku sendiri, hanya untuk aku diingat sebagai seorang yang lain, yang lain daripada yang lain.

Aku hanya ingin merayakan ruangan ini sebagai ruangan yang hanya memiliki kasur, dan engkau tidak lantas menemukan diriku yang sejelas-jelasnya dalam ruangan ini. Segala tentangku adalah kabur. Aku adalah garis-garis patah yang tidak dengan sengaja disambungkan, garis abu-abu yang tidak dihitamkan atau diputihkan.

Jadi, terimakasih telah mengunjungi ruanganku yang minim keramaian dan kesakralan. Tidak ada yang menata diri di sini. Segalanya acak-acakan dan tak karuan. Mari bermain dengan simbol dan tanda-tanda yang merujuk pada kepincangan dan kepayahan. Namun mari, menikmati ketidaksempurnaan ini.

Salam,

SDT.

Komentar

Postingan Populer