Sebuah Seni untuk Menahan Diri

1.
Mencintaimu adalah sebuah seni untuk menahan diri. Dalam hari-harimu aku tak boleh menjelma lampu merah atau lampu hijau yang lugas, aku hanya boleh menjelma lampu kuning pada hitungan-hitungan singkat yang terlupa. 

2.
Mencintaimu adalah sebuah seni untuk menahan diri. Sumbu lilin melenyapkan dirinya habis perlahan tanpa sisa untuk menjaga nyala api tetap membara, demikian aku membakar seluruh yang aku miliki untuk membuatmu tetap hidup dalam baramu, dan memberi nyala pada gelap gulita.

3.
Mencintaimu adalah sebuah seni untuk menahan diri. Aku tak boleh menjelma satu pelukan utuh atau segala yang sanggup kau rengkuh. Kau selalu punya cerita dan tokoh-tokoh atau peran-peran lain yang dapat kau undang sewaktu-waktu, sementara aku hanya mampu menjelma tanda baca atau spasi pada cerita-ceritamu.

4.
Memang benar bahwa mencintaimu adalah sebuah seni untuk menahan diri. Engkau adalah perahu dan aku ombak biru. Sekalipun aku tak mampu menjelma pelabuhan --- tempat yang kau kejar dalam kepergian-kepulanganmu -- setidaknya aku adalah ombak biru yang menjelma perjalananmu, memastikan kau tetap hidup dan melaju, sebab ombak biru tak pernah lelah, memeluk perahu dalam setiap deru.

.

Serang, 16 Januari 2023.
Sdt-.

Komentar

Postingan Populer